Header Menu




banner



Romantisme perkawinan sepanjang zaman



Mempelai Wanita

Dulu, mempelai wanita memasuki kamar pengantinnya masih mengenakan gaun pengantin lengkap, dan menuju ranjang pengantin kemudian tiduran telungkup dengan perasaan harap-harap cemas, was-was, deg-degan dan badan panas-dingin, tanpa bunyi menunggu mempelai prianya berbuat sesuatu.


Kemudian terjadilah pergeseran nilai-nilai dalam masyarakat, sehingga pada jaman berikutnya mempelai wanita memasuki kamar pengantinnya sudah dengan gaun tidur lumayan tipis dengan bab dada rendah serta lumayan pendek sebatas pangkal paha lalu menuju ranjang pengantin kemudian tiduran miring membelakangi mempelai prianya sambil berkata lirih: "ayo dong mas".


Kemudian terjadi lagi pergeseran nilai-nilai dalam masyarakat, sehingga pada jaman berikutnya mempelai wanita memasuki kamar pengantinnya sudah tanpa sehelai benangpun lalu menuju ranjang pengantin, kemudian tiduran telentang sambil berkata lantang: "mas... jangan menyerupai yang sudah-sudah ya, cuma tahan 10 menitan, gw gres aja on, kau sudah selesai, beda banget sama mantan pacar gw dulu yang sanggup dari bedug magrib hingga azan subuh".



Mempelai Pria

Jaman dulu, mempelai pria memasuki kamar pengantin masih mengenakan gaun pengantinnya lengkap, dan menuju ranjang pengantin, dimana sudah tergolek mempelai wanita yang tidak kalah lengkap gaun pengantinnya, kemudian pria tersebut mulai satu persatu melucuti pakaiannya sendiri, dan pada dikala melepaskan bab terakhir dari busana mempelai wanita, terdengar adzan subuh berkumandang.


Kemudian terjadilah pergeseran nilai-nilai dalam masyarakat, sehingga pada jaman berikutnya mempelai pria memasuki kamar pengantinnya hanya dengan kaus singlet dan celana pendek lalu menuju ranjang pengantin yang sudah tergolek mempelai wanita dengan gaun tidur lumayan tipis, sambil bibirnya terus menghisap rokok, butuh waktu satu-dua jam untuk untuk terus merokok dan merokok hingga balasannya gres mampu memulai tanpa foreplay, selesai dalam 10 menitan.


Kemudian terjadi lagi pergeseran nilai-nilai dalam masyarakat, sehingga pada jaman berikutnya mempelai pria memasuki kamar pengantinnya sudah tanpa sehelai benangpun lalu menuju ranjang pengantin yang sudah tergolek mempelai wanita, sambil menggengam dompet yang kemudian dilemparkannya kearah mempelai wanita seraya berkata lantang: "kamu boleh ambil semua isi dompet itu, gw cuma pengen telentang... kau yang 'kerja' diatas".






Wanita

Jaman dahulu, wanita berusia 25tahun. kebanyakan dari mereka sudah memiliki dua orang anak, yang sulung kelas 1 SD dan adiknya masuk TK kecil, itu artinya wanita tadi menikah pada usia muda 19-20 tahun.


Kemudian terjadilah pergeseran nilai-nilai dalam masyarakat, sehingga pada jaman berikutnya wanita berusia 25tahun kebanyakan dari mereka sudah memiliki satu orang anak, ada yang gres saja lahir atau bahkan ada yang sedang hamil anak pertama, itu artinya wanita tadi menikah pada usia 23-24 tahun.


Kemudian terjadi lagi pergeseran nilai-nilai dalam masyarakat, sehingga pada jaman berikutnya. Wanita berusia 25tahun ada banyak juga dari mereka sudah memiliki satu orang anak, ada yang gres saja lahir atau bahkan ada yang sedang hamil anak pertama, tapi wanita itu gres saja memikirkan akan menikahi ayah dari anaknya.



Pria

Jaman dahulu, pria berusia 35 tahun kebanyakan dari mereka sudah memiliki tiga orang anak dan dua orang istri, yang sulung dan adiknya yaitu hasil dari istri pertama, yang bungsu hasil dari istri kedua.


Kemudian terjadilah pergeseran nilai-nilai dalam masyarakat, sehingga pada jaman berikutnya pria berusia 35 tahun kebanyakan dari mereka sudah memiliki tiga orang anak, dan seorang istri serta pacar gelap, ketiga anaknya yaitu hasil dari seorang istrinya sedangkan dari pacarnya diusahakan biar tidak hingga punya anak.


Kemudian terjadi lagi pergeseran nilai-nilai dalam masyarakat, sehingga pada jaman berikutnya pria berusia 35th ada beberapa dari mereka sudah memiliki tiga orang anak dan dua atau tiga orang pacar terang-terangan. Ketiga anaknya yaitu hasil dari pacar-pacarnya, dan pria itu belum pernah memikirkan akan menikahi pacar-pacarnya

Belum ada Komentar untuk "Romantisme perkawinan sepanjang zaman"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel