Header Menu




banner



Kritik Wacana Penggunaan Energi Untuk Bitcoin ?

Kritik perihal penggunaan energi untuk bitcoin ?

Bitcoin tidak sanggup eksis tanpa komputer, yang tidak sanggup eksis tanpa sumber listrik. Dan jumlah komputer dan energi yang diharapkan untuk menggerakkan mereka meningkat.
Nilai tumbuh bitcoin secara pribadi terkait dengan jumlah energi yang digunakannya. Para penambang membuka bitcoin dengan memecahkan teka-teki kompleks yang unik. Seiring nilai bitcoin naik, teka-teki menjadi semakin sulit, dan membutuhkan lebih banyak daya komputer untuk menyelesaikannya.
Beberapa asumsi menyampaikan lebih dari 60 persen kekuatan pemrosesan yang dipakai untuk menambang bitcoin ada di China, yang sangat bergantung pada pembakaran batubara. Pemerintah China mengungkapkan rencana pada bulan Januari untuk menghentikan penambangan bitcoin, sebagian alasannya ialah kekhawatiran perihal konsumsi energi.
Batubara dan materi bakar fosil lainnya juga merupakan pembangkit listrik terbesar untuk seluruh dunia, dan batubara merupakan penyumbang penting bagi perubahan iklim buatan manusia. Pembakarannya menghasilkan karbon dioksida, gas yang merupakan penyumbang utama pemanasan global.
Ketergantungan pada materi bakar fosil ini telah melahirkan spekulasi bahwa konsumsi energi bitcoin akan terus meningkat seiring dengan berkembangnya popularitas.

Bagaimana Bitcoin Benar-benar Mempengaruhi Konsumsi Energi ?

Perkiraan bervariasi, dan sosok sejati mustahil didapat alasannya ialah sifat penggunaan bitcoin yang sengaja dilakukan. Namun analis gigitan Belanda Alex de Vries, yang mengoperasikan Indeks Konsumsi Energi Bitcoin di situs Digiconomist, telah menghasilkan asumsi yang menurutnya mengkhawatirkan.
Jika penambang bitcoin memakai mesin yang paling efisien, jumlah listrik terendah yang sanggup mereka gunakan ialah 13 terawatt jam, kata de Vries dalam sebuah wawancara. Itu kira-kira sebanyak seluruh negara Slovenia. De Vries menyampaikan asumsi yang kurang konservatif menciptakan sangat mungkin bahwa bitcoin memakai energi sebanyak Irlandia, yang mengkonsumsi sekitar dua kali lebih banyak dari Slovenia, atau sekitar 0,7 persen dari total A.S.
Masalahnya semakin parah, kata de Vries, yang memperkirakan jumlah energi tahunan yang dikonsumsi oleh bitcoin meningkat seperlima pada minggu-minggu terakhir tahun 2017.
Di sisi lain, Oscar Lafarga, salah satu pendiri perusahaan teknologi Fort Lauderdale, Florida, yang berkonsultasi dengan kriptocurrency, menyampaikan pertumbuhan bitcoin sanggup memacu minat pada energi hijau.
"Bisa dibilang, ini sanggup menjadi motor penggagas terobosan energi terbarukan," katanya.
Di Islandia, kelimpahan energi terbarukan dari pembangkit listrik tenaga geothermal dan pembangkit listrik tenaga air telah membantu menelurkan pertambangan bitcoin.

( ABCNews )

Belum ada Komentar untuk "Kritik Wacana Penggunaan Energi Untuk Bitcoin ?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel