Header Menu




banner



Tiger Woods

Diambil dari www.andriewongso.com

Tiger Woods dan Elin, kehadiran putri pertama.Namanya telah melegenda. Dikagumi oleh orang-orang, termasuk orang terkenal sekalipun. Tidak hanya memiliki skill bermain golf yang luar biasa, namun juga ditambahi dengan sikapnya yang berbudi. Anak-anak keturunan minoritas di AS mengidolakannya. "Ingin ibarat Tiger," demikian harapan masa depan mereka.

Eldrick "Tiger" Woods lahir di Long Beach, California, 30 Desember 1975. Darah yang mengalir di tubuhnya sudah campur sari. Ayahnya, Earl Woods, setengah kulit hitam namun juga keturunan kulit putih dan Indian. Ibunya, Kultida, adalah orang Thailand dengan setengah darah Thailand dan setengah darah Cina.
Nama Tiger Woods melambung tinggi berkat kehebatannya dalam bermain golf. Dia memecahkan banyak rekor, dari segi hasil pukulan, kemenangan, dan umur pencapaian. Namun yang lebih patut dicermati adalah sikap mentalnya yang luar biasa. Dia menjadi pemain ahli alasannya motivasi yang tinggi, "Aku ingin menjadi pegolf terbaik sepanjang masa."
Salah satu tantangan terberatnya di awal karir golfnya adalah menepis gosip rasialisme. Golf tadinya adalah "milik" orang kulit putih semata. Untuk mengalahkan gosip rasialisme ini Tiger terus menerus berlatih golf dengan disiplin tinggi semenjak kecil. Ini terwujud berkat bimbingan ketat dan motivasi tinggi dari Bapaknya.
Earl memang terus berjuang semoga Tiger menjadi pemain terbaik. Setiap usai pertandingan, ia memberi tahu mana yang benar dan yang salah. Tiger mendengarkan dan merekamnya, sehingga mampu berguru dari kesalahan. Seusai kemenangan Tiger yang bersejarah di US Junior Amateur Championship di kala Tiger berusia 15 tahun, Earl berkata, "Nak, kau melaksanakan sesuatu yang tidak pernah dilakukan para keturunan kulit hitam di AS. Untuk selamanya kau akan menjadi sejarah."
Di tahun 1994, Tiger berhasil menjuarai US Amateur Golf Championship. Tidak pernah ada yang menjuarai turnamen golf tertua di AS itu pada usia 18 tahun. Tiger telah menumbangkan rekor pegolf legendaris Jack Nicklaus yang menjadi juara kejuaraan tersebut di usia ke-19. Sekaligus beliau mencatatkan diri sebagai juara pertama yang datang dari keturunan Afrika Amerika.
Di usia ke-21, Tiger memutuskan terjun ke dunia golf profesional. Macan ini memang alhasil menjadi peneror bagi lawan-lawannya. Kejuaraan demi kejuaraan dimenanginya. Sampai dengan tahun 2007 ini, Tiger telah memenangkan 12 kejuaraan golf kelas Grand Slam (The Masters tahun 1997, 2001, 2002 dan 2005, the PGA Championship tahun 1999, 2000 dan 2006, the British Open tahun 2000, 2005 dan 2006, dan the U.S. Open pada 2000 dan 2002). Itu di luar turnamen-turnamen golf lainnya selain kelas grand slam. Luar biasa.
Forbes.com mencatat bahwa beliau telah memperoleh US$58 juta (sekitar Rp522 milyar) dari hasil prestasi golfnya. Melebihi US$12 juta dari kompetitor terdekatnya. Ini belum dari penghasilan iklan.
Tapi Tiger adalah seorang yang bermentalkan juara sejati. Sebagian uangnya didonasikannya ke dalam aktivitas sosial untuk yayasan yang menggunakan namanya. Dia tetap dikenal sebagai orang yang santun, mencintai orang renta dan istri, Elin Nordegren, yang dinikahinya pada tahun 2004. Publik Amerika pun mengenalnya sebagai anak sekolahan yang pintar. Terakhir beliau kuliah di Stanford University. Tidak hanya publik Amerika, dunia pun menyenanginya, lebih-lebih kaum minoritas. Tiger memang pantas menjadi contoh.







Pelajaran apa yang mampu kita petik dari Tiger Woods? Tak lain dari kedisiplinan, semangat dan motivasi tingginya. Kita memang tidak harus menjadi ibarat dia. Karena kita punya langsung dan kelebihan sendiri. Akan tetapi untuk mampu berbagi diri, kita dapat mencontoh kunci-kunci sukses yang telah dilakukan tokoh legendaris ini

Belum ada Komentar untuk "Tiger Woods"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel