Header Menu




banner



Palestina Mempertimbangkan Bitcoin Dan Cryptocurrencies Lainnya Sebagai Mata Uang Resmi

Hi bro, Mata uang yakni hal yang wajib dimiliki sebuah negara, akan tetapi hal ini belum menjadi kenyataan di negara Palestina. Saat ini palestina bergantung pada mata uang yaitu NIS (Israel), Dinar Yordania, Pound Mesir dan USD, tentu saja hal ini dikarenakan konflik yang tidak berkesudahaan di negara ini, ibarat informasi yang dilansir dari cryptoinsider.compemerintah Palestina pun sedang mengusahakan mata uang digital untuk negara ini.
Pada tahun-tahun sesudah perjanjian The Oslo Accord, yang ditandatangani pada tahun 1993, sistem politik Palestina diimplementasikan, Otoritas Moneter Palestina (PMA) dibentuk, paspor Palestina dikeluarkan, dan akhirnya, pada tahun 2015, PBB mengangkat bendera Palestina. Tapi negara itu masih kekurangan mata uangnya sendiri.

Sejak penghentian Mandat Inggris untuk Palestina, negara ini telah memakai banyak mata uang dalam frekuensi yang berbeda tergantung pada wilayahnya. Tiga mata uang utama umum terjadi di seluruh Palestina; Dolar AS dan dinar Yordania paling banyak terjadi pada pembelian dengan nilai yang tinggi ibarat rumah, tanah, atau mobil, sementara transaksi harian akan melibatkan shekel Israel yang gres (NIS). Hal ini disebabkan oleh Protokol Paris tahun 1994 yang memberi Palestina sebuah bank sentral, namun tidak mempunyai kapasitas untuk mengeluarkan mata uangnya sendiri, sehingga memaksa ketergantungan pada ekonomi Israel.

Protokol wacana Hubungan Ekonomi, yang semula diperkirakan berlangsung hanya 5 tahun - ternyata masih berlaku hingga sekarang, ini yakni kesepakatan antara Organisasi Pembebasan Palestina dan Israel. Protokol tersebut intinya menggabungkan ekonomi Israel dan Palestina, namun Israel tetap memegang kendali. Negosiasi yakni kunci tindakan yang memungkinkan orang-orang Palestina untuk terus bekerja di Israel.


Protokol ini mengatur pajak, tenaga kerja, pertanian, dan industri. Israel bertindak sebagai susukan perdagangan Palestina dan mendikte semua pajak dan PPN atas barang-barang yang diimpor melalui Israel. Sistem ini telah membuat laba bagi Israel, dengan negara tersebut menyalahgunakan sistem "clearance" lantaran alasan politik, menahan pembayaran pendapatan yang sangat mensugesti ekonomi Palestina.

Tanpa mata uang sendiri, peredaran dan pengeluaran uang di Palestina tidak semudah ibarat yang dilihat. Sebagian besar toko tidak mendapatkan kartu kredit atau debit dan menentukan menarik uang tunai. 3 dari 4 bank besar negara tersebut akan lebih mendapatkan dinar Yordania yang kemudian harus dikonversi ke NIS (Mata uang Shekel Israel).

Prosesnya tidak hanya rumit, tapi harganya juga mahal. Surat kabar resmi Otoritas Nasional Palestina, Al-Hayat al-Jadida, menjelaskan bahwa negara tersebut kehilangan $ 1,6 miliar setiap tahun lantaran kurangnya mata uang nasionalnya sendiri. Karena tantangan yang luar biasa terkait dengan tidak mempunyai mata uang sendiri, Palestina telah mengumumkan sebuah inisiatif untuk membuat mata uang yang terinspirasi oleh teknologi bitcoin.

Awal 2017, Azzam Shawwa, Gubernur Otoritas Moneter Palestina, mengumumkan niat untuk berbagi mata uang digital dalam 5 tahun ke depan.

Shawwa menyampaikan : "Itu yakni sesuatu yang ingin kita lihat; Ini akan disebut pound Palestina. "

PMA masih menimbang pilihannya. Sementara membuat kripto-nya sendiri bisa menjadi perbaikan yang menjanjikan, otoritas juga ingin mendapatkan hingga 4 mata uang, atau mengadopsi satu sebagai mata uang yang utama. Komplikasi dengan Israel dan ketidakmampuan untuk benar-benar mencetak uangnya sendiri membuat solusi mata uang digital sangat menarik bagi PMA.

"Jika kita mencetak mata uang, untuk memasukkannya ke negara, Anda akan selalu membutuhkan izin dari Israel dan itu bisa menjadi hambatan; Makara lantaran itulah kami tidak mau masuk ke dalamnya, "kata Shawwa.

Karena Otoritas Moneter Palestina mempertimbangkan gagasan wacana pound Palestina, tetap tidak terang bagaimana hal itu akan mensugesti Protokol Paris, namun negara tersebut sanggup memberi beberapa pilihan untuk menempa kemerdekaannya baik dalam identitas maupun pada tingkat ekonomi yang sebelumnya tidak sanggup diperoleh.

Meskipun (sebenarnya) bitcoin menghadirkan beberapa tantangan melalui biaya dan jumlah waktu untuk memproses transaksi, cryptocurrencies dengan cepat menjadi solusi yang masuk nalar untuk dilema ekonomi sulit yang negara-negara tanpa mata uang alami.

Max Keizer menulis pada tahun 2013: "Ekonomi Palestina yakni ekonomi multi-miliar dolar yang sayangnya sangat menguntungkan kebanyakan orang luar. Tapi jikalau Bitcoin diadopsi sebagai mata uang resmi, orang-orang Palestina akan sanggup membentuk takdir ekonomi mereka sendiri dan dengan demikian mewujudkan takdir mereka sendiri. "

Semoga saja Israel segera mempunyai mata uang sendiri dan lepas dari bayang bayang Israel, Smoga Yang Mahakuasa membantu rakyat Palestina dan mengeluarkan mereka dari kesengsaraan. Amin. 

Belum ada Komentar untuk "Palestina Mempertimbangkan Bitcoin Dan Cryptocurrencies Lainnya Sebagai Mata Uang Resmi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel