Bitcoin, Fiat Dan Indonesia
Dalam rentang waktu yang cukup singkat, Bitcoin menjadi sebuah pembahasan yang menarik di media info Indonesia. Berawal dari meroketnya harga jual Bitcoin di final tahun kemudian yang mencapai USD 1000 per 1 BTC, banyak orang Indonesia yang mulai melirik mata uang digital terenkripsi satu ini. Mereka yang semula hanya 'diam diam' menggeluti industri Bitcoin mulai berani buka bunyi wacana potensi laba Bitcoin di masa depan.
Pemerintah Indonesia pun tidak mau ketinggalan, sehabis koleganya di China melarang penggunaan Bitcoin sebagai alat transaksi dalam jaringan perbankannya, Pemerintah Indonesia yang diwakili Bank Indonesia pun mulai angkat bicara yang senada dengan koleganya di China, yang pada dasarnya 'memperingatkan' wacana potensi ancaman Bitcoin dan juga penggunaannya yang melanggar Undang Undang Keuangan di Indonesia.
Konsep Bitcoin sebetulnya yaitu sebuah media alternatif yang menunjukkan akomodasi dalam bertransaksi online. Berbeda dengan proses transaksi keuangan yang kita kenal selama ini, Bitcoin menunjukkan sebuah alternatif yang memungkin setiap orang di muka bumi untuk saling mengirim dan mendapatkan Bitcoin tanpa birokrasi perbankan yang membutuhkan waktu dan juga biaya.
Konsep sebagai media alternatif pembayaran ini kemudian mulai berubah, dikala muncul anggapan bahwa Bitcoin sanggup menjadi sebuah aset investasi. Pembelian Bitcoin dalam jumlah besar dengan cara menukarkan sejumlah Fiat (mata uang yang diregulasi pemerintah sebuah negara) ini kemudian menjadikan harga beli dan jual Bitcoin semakin tinggi. Kenaikan harga ini yaitu yang masuk akal terjadi dalam aturan supply and demand - Bitcoin yaitu jenis mata uang digital yang menganut konsep jumlah terbatas (scarcity), bukan mata uang digital yang sanggup 'dicetak' atau diterbitkan dalam jumlah seenaknya.
Melihat harga jual Bitcoin yang semakin tinggi tentu menarik minat banyak orang untuk mencari info wacana bagaimana cara mendapatkan Bitcoin, dan inilah yang sedang terjadi di Indonesia - sekelompok masyarakat Indonesia dengan segala cara berusaha mendapatkan Bitcoin -
Mereka yang mempunyai uang lebih dan mempunyai mental 'investor' yang siap menghadapi resiko kerugian, tidak ragu untuk mengeluarkan sejumlah Rupiah yang cukup besar untuk mendapatkan Bitcoin dengan cita-cita sanggup menjualnya kembali dikala harga Bitcoin semakin tinggi dikemudian hari.
Mereka yang tidak mempunyai uang lebih atau tidak ingin menghadapi resiko kerugian, menentukan untuk mendapatkan Bitcoin secara 'langsung' - apakah itu dengan melaksanakan proses mining atau mendapatkannya dengan modal seminim mungkin, bahkan bila perlu menjadi 'pemulung digita' (duh), mengumpulkan Bitcoin gratisan yang diberikan dalam rangka memperkenalkan Bitcoin kepada masyarakat dunia. Setelah mereka mendapatkan Bitcoin, kemudian untuk apa? Yang paling banyak dilakukan yaitu menukarkannya ke Rupiah! Karena bagaimanapun juga, Rupiah yaitu mata uang yang masih SANGAT DIBUTUHKAN dalam kehidupan sehari hari di Indonesia.
Apakah Bitcoin sudah siap dipergunakan sebagai media alternatif transaksi di Indonesia untuk menggantikan Rupiah? Semisal membeli ini itu dengan memakai Bitcoin daripada memakai Rupiah dan kemudian hal ini akan mengancam stabilitas Rupiah ... Sepertinya hal ini tidak akan pernah terjadi.
Dalam acara perekonomian di dunia, ketergantungan terhadap Fiat masih sangat besar - bahkan dalam 'dunia Bitcoin' sendiri, tidak sanggup lepas dari Fiat! Contoh sederhana, produksi hardware untuk keperluan Bitcoin mining contohnya - masih bergantung kepada Fiat, listrik dan terusan internet yang diharapkan untuk menghubungkan jaringan Bitcoin - masih dibayarkan dengan memakai Fiat.
Mau atau tidak, suka atau tidak - 'Bitcoin dan Fiat saling membutuhkan' .. Bitcoin tidak sanggup bangun sendiri, kemudian menjadi mata uang tunggal dalam perekonomian dunia sebab masih harus disandingkan dengan Fiat dan diperdagangkan dalam pair mata uang ibarat yang terjadi di dalam perdagangan mata uang gila (valas).
Ancaman bahwa Bitcoin akan mengganggu stabilitas keuangan sebuah negara sebetulnya tidak perlu dikhawatirkan, malah sebaliknya Bitcoin sanggup dipakai sebagai potensi pemasukan bagi perekonomian sebuah negara - pemasukan pajak dan lain lain.
Yang perlu dilakukan oleh pemerintah yaitu menunjukkan edukasi kepada masyarakat dan ...
Satu hal yang paling penting yaitu meregulasi secara ketat 'exchange maker' yang melayani jual beli Bitcoin (dan alternative crypto currency lainnya), memperlakukan mereka sama halnya institusi keuangan yang harus taat dan diatur dalam aturan dan undang undang yang berlaku di Indonesia, sebab dari pengamatan selama ini, siapa pun sanggup 'membuka' perjuangan exchange makernya sendiri, selama mempunyai stock Bitcoin dan Rupiah - kemudian sanggup melayani jual beli Bitcoin. Tanpa pengawasan dan perijinan yang ketat terhadap jenis perjuangan exchange maker ini - masalah masalah tindak pidana penipuan dan juga money laundry sangat besar kemungkinannya untuk terjadi.
---
(c) Copy Right 2014
Ditulis dan dipublikasikan oleh Palagan
BTC Address: 1NMBiT6G2qr4xk8tR3rp7txu95YEpgLThb
Belum ada Komentar untuk "Bitcoin, Fiat Dan Indonesia"
Posting Komentar