Header Menu




banner



Awal Tahun Rp 10 Juta Sekarang Rp 60 Juta, Ini Dia Bitcoin Si 'Uang Sakti'

Salah satu mata uang virtual, Bitcoin pada tahun ini mencetak rekor tertinggi. Harga sekeping Bitcoin per September 2017 tembus US$ 4.909 atau sekitar Rp 64,7 juta (kurs Rp 13.200).

Sebenarnya, apa itu Bitcoin?

Mengutip bitcoin.co.id, Bitcoin yaitu mata uang virtual yang dikembangkan pada 2009 oleh seseorang atau sekelompok orang yang memiliki nama samaran Satoshi Nakamoto.


Karena disebut mata uang, Bitcoin gotong royong sama dengan rupiah, dolar atau mata uang lain. Bedanya, kalau mata uang tersebut memiliki bentuk fisik di dunia nyata, Bitcoin hanya tersedia di dunia maya atau digital. 

Bitcoin memiliki fitur transfer instan secara peer to peer ini artinya Bitcoin berjalan sendiri, tidak memiliki server sentra mirip perbankan dikala ini. Kaprikornus pengguna Bitcoin akan masuk ke dalam server yang sudah dibagi-bagi dan pengguna mampu terhubung ke dalam jaringan Bitcoin.

Mata uang virtual ini diklaim mampu mengirimkan sejumlah nilai tertentu dalam waktu cepat kapanpun ke aneka macam tujuan. Pengiriman uang terbilang mudah, hanya dengan modal smartphone atau komputer yang terhubung dengan internet.

Bitcoin menyebut mampu menghilangkan biaya pengiriman uang. Namun kalau transaksi pengiriman ingin lebih cepat maka anda akan dikenakan biaya sekitar Rp 500 sampai Rp 3.000 dengan jumlah pengiriman tak terbatas.

Namun, mirip transaksi pengiriman pada bank konvensional, transaksi pengiriman tidak dapat dibatalkan.

Bitcoin memiliki transaksi bersifat pseudonymous atau nama samaran. Kaprikornus dari seluruh transaksi yang pernah dilakukan sampai saldo orang lain mampu kita lihat. Hanya saja kita tidak tahu siapa pemilik alamat itu kalau pemilik tidak memberitahukannya.

Setiap pengguna memiliki kuasa untuk memunculkan atau menyembunyikan identitas langsung mereka. Meskipun tersembunyi, namun seluruh transaksi tetap tercatat dan terpantau oleh publik yang juga pengguna Bitcoin.

Mata uang digital ini memiliki basis data yang tidak diawasi oleh satu pihak dan sangat terbuka untuk umum. Kaprikornus kemungkinan pemalsuan transaksi sangat kecil. Jika ada oknum yang ingin menggandakan data transaksi maka mereka harus meretas jutaan server di dikala yang bersamaan.

Suplai atau ketersediaan Bitcoin dibatasi hanya 21 juta keping di seluruh dunia. Penciptaan Bitcoin terus berkurang setiap 4 tahun sekali, mirip sistem ekonomi berdasarkan deflasi dan dengan makin terbatasnya jumlah, maka harga akan semakin naik.
sumber:www.finance.detik.com

Belum ada Komentar untuk "Awal Tahun Rp 10 Juta Sekarang Rp 60 Juta, Ini Dia Bitcoin Si 'Uang Sakti'"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel